05 dari 17
Sadarilah bahwa Kalian adalah penduduk Global?

Sadarilah bahwa Kalian adalah penduduk Global?

oleh Teo Nenes

Tentang Teo

Teo Vichinheski Nenes adalah seorang penjelajah dunia veteran, dimana ketika usianya menginjak yang ke-16  telah tinggal, belajar, dan memlki  banyak pengalaman di 5 (lima)  negara dan  3 (tiga) benua yang berbeda. Teo menganggap dirinya sebagai bagian penduduk  global. Dia adalah keturunan Polandia dan Italia, lahir di Brazil, pindah ke China ketika berumur 5 tahun serta tinggal selama 7 tahun sebelum pindah ke Malaysia dan menetap selama 2 tahun. Setelah itu ia pindah ke Kairo dan tinggal selama 2 tahun dan akhirnya menetap di Indonesia sejak Juli 2019 , setidaknya untuk 2 tahun ke depan. Teo sangat menikmati keberagaman budaya yang dia sebut dengan istilah “third culture kid”. Teo juga menyukai ilmu politik, biologi, mempelajari berbagai macam bahasa dan filosofi. Ia menyukai debat, berdiskusi tentang isu-isu global dengan teman dan gurunya, dan berencana untuk melanjutkan studinya di bidang farmasi setelah lulus dari SWA di tahun 2021.

Kita semua adalah penduduk dari sebuah negara. Kita mungkin datang dari berbagai tempat yang memiliki keberagaman budaya dan bahasa. Hal tersebut membuat kita unik dan berbeda satu sama lain. Kita juga memiliki beberapa batasan, geografi dan politik

Sekarang, bayangkan jika identitas seseorang melampaui batasan geografi maupun batasan politik. Hal ini yang disebut sebagai “Global Citizenship” atau Kependudukan Global. Semua orang yang mempunyai akses ke internet, secara teknis adalah seorang penduduk global. Melalui media sosial, kita dapat terhubung dengan banyak orang dari berbagai tempat di seluruh dunia.

Sebagai seorang penduduk global membuat kita menjadi benar-benar satu. Sudah saatnya kita mengakui bahwa kita semua adalah penduduk global dan membuat sebuah peradaban yang tidak akan mati.

Tonton Teo di TEDxYouth@SWA 2020:

Mendobrak Batasan: Memaksimalkan Pertumbuhan dalam Teknologi dan Inovasi

Mendobrak Batasan: Memaksimalkan Pertumbuhan dalam Teknologi dan Inovasi

oleh Alisa Haoken

Tentang Alisa

Alisa Haoken adalah siswi Kelas 10 di Sekolah Sinarmas World Academy. Sejak kecil, Alisa sangat tertarik dengan berbagai macam perubahan yang dibawa oleh teknologi ke kehidupan kita. Dia memulai dengan bermain LEGO yang dilanjutkan dengan mengikuti Robotics centre, tempat di mana dia belajar cara menggunakan NXT dan EV3 untuk membangun dan memprogram robot. Seiring berjalannya waktu, Alisa mulai dikenalkan kepada dunia teknik dan pemrograman melalui Arduino, menggunakan berbagai bahasa pemrograman seperti Java, Python, dan C||, dan juga mendesain web menggunakan HTML dan CSS. Hasilnya, Dia menemukan minatnya terhadap teknologi. Di tengah perjalanan, dia menyadari bahwa teknologi sangat berperan penting dalam hidup kita, dan sangat bersemangat saat memikirkan bagaimana teknologi tersebut akan berkembang di masa depan.

COVID-19 adalah salah satu isu global yang sangat berpengaruh di tahun 2020, namun demikian hal tersebut hanyalah satu dari banyak krisis yang dihadapi dunia setiap harinya. Banyak krisis yang belum bisa diatasi sampai saat ini seperti kemiskinan, kelaparan, air bersih, dan pendidikan yang menjadi isu-isu global, terutama untuk negara-negara berkembang. Selain itu, ada isu tentang kesetaraan gender dan penurunan kualitas lingkungan. Dunia sangat membutuhkan jawaban dan solusi terhadap masalah-masalah tersebut dengan segera dan tepat.

Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) membuat The Sustainable Development Goals (SDG) untuk mengatasi masalah-masalah yang sangat mendesak dengan menggunakan teknologi eksponensial. Untuk mencapai tujuan tersebut, ada langkah-langkah yang harus ditempuh, meskipun dapat mengalami kegagalan. Setiap warga dunia terpanggil untuk memberikan ide-ide inovatif yang dapat mengatasi masalah-masalah tersebut.

“There are questions we need answers to, and tools we need to be developed as quickly as possible.” - WHO Director-General, Dr. Tedros Adhanom Ghebreyesus.

Mengutip dari Direktur WHO, beliau menyebutkan 2 (dua) hal penting yaitu : (1) pertanyaan & jawaban, dan (2) alat-alat yang harus dikembangkan. Apabila diselaraskan dengan misi The Sustainable Development Goals, kita dapat menemukan pertanyaan & jawaban dengan ide-ide inovatif dan cara berpikir eksponensial untuk menciptakan alat-alat yang dibutuhkan.

Untuk melengkapi pernyataan Direktur WHO, Alisa menambahkan poin ketiga yaitu membangun minat & mengembangkan pola pikir. Alisa juga membagikan pengalamannya pada tahun 2014, ketika Ia dan teman-temannya membantu anak-anak kurang mampu untuk mendapatkan pengalaman dan kesempatan masuk ke dalam dunia robotik. Hal tersebut dapat membantu dalam meningkatkan minat di dunia robotik. Setelah itu, Alisa dan teman-temannya memberikan aktivitas STEM untuk membantu mengembangkan pola pikir anak-anak.

Alisa percaya bahwa dengan menghasilkan ide-ide inovatif, cara berpikir eksponensial, dan membangun minat & mengembangkan pola pikir adalah tiga strategi yang dapat digunakan oleh manusia untuk menjawab isu-isu global dan membangun masa depan yang lebih baik.

Tonton Alisa di TEDxYouth@SWA 2020:

Tumbuhkembangkan Kemampuan Anda, Jangan Hanya Ditemukan

Tumbuhkembangkan Kemampuan Anda, Jangan Hanya Ditemukan

oleh David Shane Goh

Tentang David

David Goh adalah siswa Kelas 10 di Sekolah Sinarmas World Academy. Ketika masih kecil, Ia mengagumi teman-temanya yang memenangkan berbagai penghargaan pada kompetisi matematika. Ia mulai mengikuti kompetisi saat berusia 8 tahun dan memenangkan medali untuk pertama kalinya. Sejak saat itu, Ia mengikuti berbagai kompetisi, baik tingkat nasional maupun internasional. Ia memperoleh trofi dan 3 medali emas pada kompetisi terakhir yang pernah diikutinya. Ia mulai menyadari bahwa kecintaannya terhadap matematika semakin tumbuh dan berkembang. Ia semakin tertarik untuk mengikuti berbagai kompetisi matematika tingkat internasional di tiga (3 ) negara yang berbeda, seperti Amerika Serikat, India, dan Singapura. Setelah mengikuti semua kompetisi tersebut, David menyadari bahwa kecintaannya terhadap kemampuan bidang matematika makin berkembang bahkan melebihi ekspektasinya. Ia juga membagikan pengalamannya dalam mengikuti berbagai kompetisi matematika terutama terkait dengan bagaimana cara mengembangkan potensi/kemampuan yang dimilikinya.

Seringkali kita mendengar orang berkata “cari passion kamu”, benarkah kita harus mencari passion ? Lalu, sebenarnya apakah passion itu ? Passion memiliki arti yang sangat luas dan setiap orang acapkali menginterpretasikan secara berbeda , termasuk David memberi arti passion dengan perspektif tersendiri. David tidak hanya menemukan passion, tetapi memberi makna passion dengan menumbuhkembangkan potensi/kemampuan yang dimilikinya.

DAVID SHANE GOH LOLOS SELEKSI KOMPETISI SAINS NASIONAL (KSN) TINGKAT PROPINSI BANTEN

Jalan menuju kesuksesan tidak selalu mudah untuk David, bahkan ia harus berlatih dengan disiplin dan teratur dengan menghabiskan waktu 7-8 jam setiap hari. Hal tersebut sangat sulit dilakukan,tetapi dengan motivasi yang tinggi ia berhasil melaluinya. Kecintaannya terhadap matematika dan keinginan untuk terus maju yang membuat dirinya berhasil.

David mengatakan bahwa ada dua (2) hal penting jika berbicara tentang kecintaan. “ Pertama, temukan hal yang benar-benar kamu sukai dan percayalah bahwa hal tersebut sudah ada dalam dirimu. Ketika kalian dapat menemukan hal yang benar-benar kamu sukai, maka kalian akan melakukan sesuatu terasa mudah dan membuat kamu sangat fokus dalam waktu yang lama. Kedua, pola pikir adalah hal yang sangat penting. Kecintaan tersebut mungkin sudah ada dalam diri kamu, tetapi pada akhirnya semua tergantung pada setiap individu untuk mengembangkan kecintaan tersebut.

Seseorang harus memiliki “growth mindset” yang bertolak belakang dengan “fixed mindset”. Growth Mindset menyebabkan seseorang untuk terus mencari cara untuk mengembangkan kecintaannya dan kegagalan adalah bukan suatu hambatan, melainkan sebuah motivasi. Fixed Mindset menyebabkan seseorang percaya bahwa kecintaan tersebut tidak perlu dikembangkan. Dengan Fixed Mindset, kadang terlihat bahwa seseorang dapat mencapai kesuksesan dengan mudah, walaupun pada kenyataannya kesuksesan tersebut diperoleh melalui usaha dan jerih payah. Sebaliknya, David berpegang pada Growth Mindset, di mana tantangan dan kritik diubah menjadi sebuah motivasi untuk terus maju dan tidak memandang kesuksesan seseorang dengan iri hati,melainkan sebagai suatu inspirasi.

Sebagai suatu ilustrasi, David melihat Michael Jordan sebagai panutan: dimana dia telah gagal melakukan ribuan tembakan dan bahkan mengalami kekalahan ratusan kali, tetapi dia adalah seorang yang sukses. David percaya bahwa walaupun sebuah kecintaan sudah ada dalam diri kita, tetapi kita harus tetap mengembangkannya dan sikap kita adalah kuncinya. Biarkan kegagalan menjadi bahan bakar kita untuk dapat mengembangkan kecintaan kita.

Tonton David di TEDxYouth@SWA 2020:

Prestasi Anak Bangsa: 3 Murid Sinarmas World Academy Memenangkan Pendanaan Internasional MYP Innovators Grant

Prestasi Anak Bangsa: 3 Murid Sinarmas World Academy Memenangkan Pendanaan Internasional MYP Innovators Grant

Inovasi para murid sekolah Sinarmas World Academy (SWA) mengantar mereka memenangkan ajang pendanaan internasional Middle Years Programme (MYP) Innovator’s Grant yang diselenggarakan oleh International Baccalaureate Organization (IBO). Penelitian yang dilakukan oleh siswa kelas 10 Sinarmas World Academy menempatkan mereka sebagai tiga wakil asal Indonesia yang mendapatkan pendanaan masing-masing hingga sebesar USD 10,000. “Keberhasilan ini adalah sebuah prestasi untuk pendidikan Indonesia, dan kami sangat bangga terhadap capaian Rania, Chris dan Leon. Karya dan penelitian mereka bukan hanya menunjukkan kepintaran tapi juga kepedulian terhadap permasalahan dunia dan sekitar, sesuai dengan nilai dasar yang ditanamkan sejak dini oleh SWA. Kami sebagai sekolah bukan hanya mengajarkan ilmu, tapi juga mendidik dan membina karakter positif melalui lingkungan belajar yang baik,” ungkap Deddy Djaja Ria selaku General Manager sekolah SWA.

Keprihatinan Rania terhadap limbah plastik membuat dirinya meneliti proses penguraian plastik menggunakan jamur. Di sana Rania menganalisis bagaimana jamur dapat mengubah polimer menjadi produk biodegradable yang dapat digunakan dalam aktivitas pertanian,bahkan dapat dimanfaatkan sebagai sumber pangan alternatif. “Penelitian saya berfokus pada degradasi plastik dengan memanfaatkan mekanisme pemecahan jamur yang mengubah polimer menjadi senyawa organik kecil, yang lalu diserap dan diasimilasi oleh jamur. Melalui penelitian ini, saya berharap manusia dapat satu langkah lebih dekat dalam menghilangkan limbah plastik," ungkap Rania.

Sama halnya dengan Rania, Chris mempunyai semangat besar menyelesaikan permasalahan lingkungan yang ditimbulkan oleh sampah plastik dan energi tidak terbarukan. Ketertarikannya yang mendalam pada biologi sintetis dan bioengineering – ia menjabat selaku Ketua kelompok penelitian BioBuilder di SWA – membawanya meneliti penggabungan elemen degradasi plastik oleh bakteri dan sel bahan bakar biologis, untuk membuat plastik bekas sebagai sumber bahan bakar pembangkit listrik. “Sebagian besar daerah pedesaan kesulitan pasokan listrik, namun banyak terdapat sampah plastik. Melalui penelitian ini, saya harapkan tersedia sumber energi bersih yang berkelanjutan, sekaligus mengurangi limbah plastik di lingkungan pedesaan yang indah," jelas Chris.

Berbeda dengan Rania and Chris, sebagai sesama pemenang MYP Innovator’s Grant, Leon memiliki kepedulian terhadap kultur dan budaya Indonesia, tepatnya budaya Jawa. Menurutnya dengan semakin kuatnya globalisasi dan modernisasi, budaya leluhur banyak yang terlupakan. Leon menolak membiarkan budaya keluarganya hilang , dengan membuat aplikasi iOS bernama SIJI, yang merupakan aplikasi pembelajaran bahasa Jawa Kuno, atau dikenal sebagai aksara kawi. "Melalui SIJI, saya berharap dapat melestarikan budaya Jawa dan sistem penulisannya yang hampir hilang. Menggunakan iOS, pembelajaran menjadi menyenangkan dan memudahkan penggunaannya dalam kehidupan sehari-hari. Saya harap semua orang dapat memakainya, termasuk orang-orang non-Jawa, dan non-Indonesia untuk belajar bahasa serta aksara Jawa, sekaligus mengenal keindahannya," Leon berkata.

Deddy mengharapkan prestasi ini menginspirasi dan memotivasi pelajar lain di Indonesia untuk terus berkarya. “Anak muda Indonesia memiliki potensi yang luar biasa. Dengan senantiasa membimbing, menanamkan dan membina mereka dengan nilai-nilai yang positif, kami yakin, kita dapat membuat sesuatu dan berkontribusi bagi permasalahan sekitar, bahkan dunia melalui teknologi dan penemuan-penemuan mutakhir,” tambahnya.

MYP Innovator’s Grant merupakan ajang pendanaan bagi siswa manca negara untuk memperkaya keterampilan dan pengalaman mereka dalam bertumbuh menjadi pemimpin, inovator, dan wirausahawan yang peduli akan permasalahan dunia dan sosial. Setiap karya dan penelitian yang terpilih akan mendapatkan pembiayaan hingga sebesar USD 10,000 untuk pengembangan karya dan penelitian lebih jauh. Sebanyak 33 pemenang, terpilih berdasarkan ide dan dampak dari karya mereka. “Kami percaya anak-anak muda dapat secara positif mengubah dunia melalui ide dan tindakan mereka. MYP Innovator Grant merupakan uluran tangan untuk inovator muda di seluruh dunia, sehingga mereka memiliki alat yang mereka butuhkan untuk menanggapi tantangan global, nasional dan lokal secara maksimal dan optimistis,” Jelas Dr Siva Kumari, Direktur Jenderal IBO.

E-LEARNING, SUATU PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN YANG AMAN, BEBAS DARI CORONAVIRUS

E-LEARNING, SUATU PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN YANG AMAN, BEBAS DARI CORONAVIRUS

Oleh: Jaeyi Kim (Siswi Kelas 7 Sinarmas World Academy)

Ketika COVID-19 membatasi setiap individu untuk berkumpul bersama di satu tempat, sekolah-sekolah juga mendorong para siswa untuk mempraktikkan “social distancing” melalui sesi pembelajaran e-learning.

Demi memperlambat laju pertumbuhan pesat pasien yang terinfeksi, social distancing adalah tindakan yang efektif. Sebuah gerakan yang meminimalisir kontak dengan orang lain, social distancing juga bisa diartikan sebagai karantina diri secara sukarela di masa darurat seperti sekarang ini. E-learning, atau kegiatan belajar melalui media elektronik, adalah sebuah metode social distancing yang efektif.

Untuk menghindari situasi yang memiliki kontak dengan banyak orang, beberapa sekolah di Indonesia baru-baru ini memperkenalkan e-learning dalam melaksanakan kurikulum sekolah. Sinarmas World Academy, salah satu sekolah yang berlokasi di Kota Tangerang Selatan telah mengadopsi e-learning dalam pembelajaran. Dengan menggunakan tautan ke Google Meet, suatu tempat untuk live chat, berbagi layar, dan pengecekan kehadiran, para guru dapat membagi siswanya ke dalam beberapa kelas. Sedangkan untuk anak-anak KB dan TK dapat belajar melalui rekaman video yang telah dikirim ke orang tua. Untuk anak SD ,SMP, an SMA belajar secara langsung melalui tatap muka secara daring. Jadwal pelajaran yang dioptimalkan untuk pembelajaran yang berorientasi secara individual juga telah dibuat dan dijalankan.

Kelebihan yang menonjol dari e-learning adalah pembelajaran dapat dipersonalisasi dan waktu yang digunakan lebih efektif. Dengan menjelaskan tugas-tugas yang diberikan dan adanya kesempatan untuk menyelesaikan setiap tugas, beberapa siswa mungkin akan berdiskusi dan langsung mengerjakan beberapa tugas, atau ada juga yang mengerjakan tugasnya secara berurutan. Dengan demikian, e-learning dapat secara efektif meningkatkan efisiensi pembelajaran mandiri. Sebagai contoh, saya dan teman saya dapat meningkatkan konsentrasi dengan menggunakan taktik belajar sendiri. Saya mengerjakan tugas-tugas terlebih dahulu dan mencari penjelasan lebih lanjut jika mengalami kesulitan. Sedangkan teman saya membaca penjelasan terlebih dahulu dan setelah itu mengerjakan tugas-tugas. Karena saya menemukan dan membandingkan beberapa taktik belajar, secara bertahap saya akhirnya menemukan kesenangan yang sesungguhnya dalam belajar.

“Menurut saya sesi e-learning mengajarkan para siswa untuk meningkatkan integritas dan tanggung jawab. Meskipun saya bisa mematikan mikrofon beserta kamera saya dan tidak melakukan apa-apa, saya selalu mencoba untuk menyerap setiap detik dari pembelajaran”, seorang murid kelas 7 memberikan pujian terhadap semangat yang ditunjukkan oleh para guru. Menghubungkan beberapa layar sampai dengan penggunaan sketchpad dan alat penunjang edukasi lainnya, para guru tetap bersemangat dalam mengajar secara visual dan meningkatkan efisiensi.

Salah satu hal yang perlu dikembangkan untuk e-learning adalah komunikasi. Walaupun dapat berkomunikasi secara face-to-face (online), tetap sulit untuk menyatukan emosi dan atmosfer dalam belajar, yang terkadang menyebabkan miskomunikasi. Selain itu, para guru diharuskan untuk mencari ide-ide baru untuk membuat kelas menjadi lebih menarik bagi para siswa. Terlebih lagi, malfungsi kamera dan mikrofon kadang terjadi dan hal tersebut menyebabkan para siswa kehilangan konsentrasi dalam belajar.

Meskipun metode yang digunakan sangat menantang, Ibu Young Mi Lee, orang tua siswa berkebangsaan Korea Selatan, mengatakan, “para guru dan para siswa dapat terhubung tanpa adanya halangan. Sekolah SWA dapat diandalkan dan memiliki persiapan yang matang, serta memastikan para siswa secara efektif dapat mengikuti semua pelajaran.” Harapan saya, semua sekolah bisa menerapkan kurikulum e-learning yang tersusun dan terkoordinasi.

Loading Loading